Bisnis bagi seorang muslim bukan hanya bicara untung rugi, namun juga bicara surga dan neraka sehingga pengusaha ataupun juga non pengusaha wajib mengetahui halal haram dalam bisnis dan muamalah.
Demikian ungkap KH Shiddiq Al-Jawi, dosen STEI Hamfara Yogyakarta dalam event Sharia Business Sharing yang digelar komunitas Pengusaha Rindu Syariah (PRS) Sulsel, Kamis (1/1/2014) di Hotel La Macca
Di hadapan puluhan pengusaha muda Makassar dari berbagai komunitas, KH Shiddiq Al-Jawi mengatakan, bisnis adalah suatu aktivitas individu atau kelompok/organisasi untuk memproduksi dan memasarkan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau profit.
“Jadi bisnis islami adalah bisnis yang sesuai syariah islam, Karena bisnis adalah sekumpulan aktifitas/perbuatan manusia dimana perbuatan tersebut wajib terikat dengan syariah Islam,” ujarnya.
Bagi seorang Muslim bisnis Islami karena merupakan konsekuensi dari keimanan, di samping itu bisnis Islami adalah solusi untuk masalah manusia, sekaligus akan membawa maslahat, tambahnya.
Sementara itu, koordinator PRS Sulsel, Tasrin A Halid mengatakan, acara ini berangkat dari keprihatinan maraknya praktik bisnis yang tidak Islami, bahkan bergelimang riba.
Ia juga mengutip perkataan ulama besar Imam Malik bahwasanya ketika seseorang tidak mempelajari hukum syariah dalam bisnis maka suka atau tidak suka maka ia akan memakan riba.
“Komunitas PRS Sulsel akan terus menggelar acara untuk mengedukasi bisnis syariah untuk meraih bisnis yang berkat atau meraih profit, namun juga berkah karena sesuai koridor syariah,” ujarnya di hadapan peserta. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul “Bisnis Tak Sekadar Untung Rugi”, https://makassar.tribunnews.com/2015/01/01/bisnis-tak-sekadar-untung-rugi.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
