Home Soal Jawab Fiqih HADITS TENTANG PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL YANG KEDUA

HADITS TENTANG PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL YANG KEDUA

30
Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi | Pakar Fiqih Kontemporer

Tanya :

Kyai mohon kirimi saya PPT Ustadz tentang Penaklukan Konstantinopel Kedua. PPT tersebut pernah saya miliki namun saat ini hilang. Saya sangat ingin menemukan kembali /mencari teks haditsnya berikut Syarah Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas mengenai hadits tersebut. Mohon Kyai bersedia menuliskan satu lafadz saja agar saya bisa unduh dari Maktabah Syāmilah. (Abu Hanifah, Jakarta).

Jawab :

Hadits yang Anda cari mungkin hadits berikut ini :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَمِعْتُمْ بمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فَي الْبَحْرِ؟ قَالُوْا: نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُوْنَ أَلْفًا مِن بَنِي إسْحَاقَ، فَإِذَا جَاؤُوْهَا نَزَلُوْا، فَلَمْ يُقاتِلُوْا بسِلاحٍ وَلَمْ يَرْمُوْا بِسَهْمٍ، قَالُوْا: لاَ إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أكْبَرُ، فَيَسْقُطُ أحَدُ جَانِبَيْهاَ –قَالَ ثَوْرٌ: لاَ أعْلَمُهُ إلَّا قَالَ: الَّذِيْ فِي الْبَحْرِ– ثُمَّ يَقُوْلُوْا الثَّانِيَةَ: لاَ إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أكْبَرُ، فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُوْلُوْا الثَّالِثَةَ: لاَ إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوْهَا فَيَغْنَمُوْا، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُوْنَ الْمَغَانِمَ، إذْ جَاءَهُمُ الصَّرِيْخُ، فَقَالَ: إنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُوْنَ كُلَّ شَيءٍ وَيَرْجِعُونَ. أخرجه مسلم برقم 5199

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Pernahkah kalian mendengar sebuah kota yang pada satu sisinya terdapat daratan dan pada sisi yang lain terdapat lautan?” Para sahabat menjawab, “Pernah wahai Rasulullah.” Nabi SAW melanjutkan,”Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga kota itu diperangi oleh tujuh puluh ribu orang dari keturunan Bani Ishaq. Jika mereka telah mendatangi kota itu, mereka akan turun ke medan perang akan tetapi mereka tidak memerangi dengan satu pedang pun dan tidak pula dengan melontarkan satu anak panah pun. Mereka hanya mengucapkan,”Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar,” lalu salah satu sisinya pun dapat ditaklukkan –Tsaur (seorang periwayat hadits) berkata,” Yang aku tahu beliau hanya menyebut,’(Satu sisi yang ditaklukkan adalah) yang terdapat di lautan’– kemudian untuk yang kedua kalinya mereka mengucapkan,”Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar,” lalu satu sisi yang lainnya pun ditaklukkan, kemudian untuk yang ketiga kalinya mereka mengucapkan, ”Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar,” lalu dibukakanlah benteng pertahanan untuk mereka sehingga mereka dapat memasukinya dan mengambil harta rampasannya. Dan ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan, tiba-tiba terdengar sebuah teriakan,”Sesungguhnya Dajjal telah muncul!” Mereka pun meninggalkan segala sesuatu yang ada dan pulang kembali (ke negeri mereka).” (HR. Muslim, Shahīh Muslim, no. 5199).

Syaikh Ahmad Syākir (w. 1377/1958) memberi penjelasan (syarah) hadits di atas begini :

 فَتْحُ القُسْطَنْطِيْنِيَّةِ الْمُبَشَّرُ بِهِ فِي الْحَدِيْثِ سَيَكُوْنُ فِيْ مُسْتَقْبَلٍ قَرِيْبٍ أَوْ بَعِيْدٍ يَعْلَمُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَهُوَ الْفَتْحُ الصَّحِيْحُ لَهاَ حِيْنَ يَعُوْدُ الْمُسْلِمُوْنَ إِلىَ دِيْنِهِمِ الَّذِيِ أَعْرَضَوْا عَنْهُ، وَأَمَّا فَتْحُ التّرْكِ الَّذِيْ كاَنَ قَبْلَ عَصْرِنَا هَذَا فَإِنَّهُ كَانَ تَمْهِيْداً لِلْفَتْحِ اْلأَعْظَمِ، ثُمَّ هِيَ خَرَجَتْ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْ أَيْدِي اْلمُسْلِمِيْنَ مُنْذُ أَعْلَنَتْ حُكُوْمَتُهُمْ هُنَاكَ أَنَّهَا غَيْرُ إِسْلاَمِيَّةٍ وَغَيْرُ دِيْنِيَّةٍ، وَعَاهَدَتِ الْكُفَّارَ أَعْدَاءَ اْلإِسْلاَمِ، وَحَكَمَتْ أُمَّتَهَا بِأَحْكَامِ الْقَوَانِيْنِ الْوَثَنِيَّةِ الْكَافِرَةِ، وَسَيَعُوْدُ الْفَتْحُ اْلإِسْلاَمِيُّ لَهَا إِنْ شَاءَ اللهُ كَمَا بَشَّرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. انتهى. (أحمد محمد شاكر، عمدة التفسير عن الحافظ ابن كثير، ج 2 ص 257)

“Penaklukan Konstantinopel yang dijadikan kabar gembira dalam hadis Nabi SAW ini, akan terjadi mungkin dalam waktu dekat ini atau mungkin masih jauh, sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla saja. Inilah penaklukan yang sahih yang terjadi ketika umat Islam kembali kepada agamanya yang telah mereka tinggalkan sebelumnya. Adapun penaklukan oleh Turki yang terjadi sebelum zaman kita (tahun 1453), merupakan awal dari penaklukan yang lebih besar ini. Kemudian setelah itu (penaklukan oleh Turki tersebut) Konstantinopel lepas dari tangan umat Islam, karena pemerintahan mereka di sana menyatakan bahwa pemerintahan mereka tidak Islami dan tidak berdasarkan agama (pemerintahan sekuler). (Pemerintahan sekuler ini) berdamai dengan orang-orang kafir, yang merupakan musuh-musuh Islam, dan memerintah umat Islam dengan hukum-hukum penyembah berhala yang kafir. Penaklukan Islami akan kembali terjadi untuk Konstantinopel, Insya Allah, sebagaimana kabar gembira yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW.” (Ahmad Syākir, ‘Umdat Al-Tafsīr ‘An Al-Hāfizh Ibni Katsīr, Juz II, hlm. 257).

Adapun penaklukan oleh orang Turki yang disebut sebagai “tamhīd” (pendahuluan/mukadimah) oleh Syaikh Ahmad Syākir tersebut, maksudnya adalah penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih (w. 1481) yang terjadi pada tahun 1453 M. Penaklukan Konstantinopel ini dapat disebut Penaklukan Konstantinopel Pertama, sebagaimana penjelasan Syekh Nashiruddin Al-Albani ketika menjelaskan hadits Nabi SAW berikut ini :

عَنْ أَبِى قُبَيْلٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي وَ سُئِلَ أَيُّ الْمَدِينَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلًا الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ أَوْ رُومِيَّةُ ؟ فَدَعَا عَبْدُ اللَّهِ بِصُنْدُوقٍ لَهُ حَلَقٌ، قَالَ: فَأَخْرَجَ مِنْهُ كِتَابًا قَالَ: فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: بَيْنَمَا نَحْنُ حَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَكْتُبُ ، إِذْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْمَدِينَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلًا أَقُسْطَنْطِينِيَّةُ أَوْ رُومِيَّةُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلًا. يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ. رواه أحمد ( 2 / 176 ) و الدارمي ( 1 / 126 ) و ابن أبي شيبة في ” المصنف ” ( 47 / 153 / 2 ) و أبو عمرو الداني في ” السنن الواردة في الفتن ” ( 116 / 2 ) و الحاكم ( 3 / 422 و 4 / 508 ) و عبد الغني المقدسي في ” كتاب العلم ” ( 2 / 30 / 1 ) ، و قال : ” حديث حسن الإسناد”

Dari Abu Qubail, dia berkata,”Kami pernah di sisi ‘Abdullah bin ‘Amar Ibnu Al-‘Āsh, dan dia ditanya manakah dari dua kota yang akan ditaklukkan lebih dahulu, apakah Konstantinopel atau Roma. Kemudian dia meminta kotak yang ada cincinnya. (Periwayat hadits Abu Qubail) berkata,”Lalu dia (‘Abdullah bin ‘Amar Ibnu Al-‘Āsh) mengeluarkan sebuah kitab, dan kemudian berkata,“Suatu ketika kami sedang menulis di sekitar Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW ditanya,“Manakah dari dua kota yang akan ditaklukkan lebih dahulu, apakah Konstantinopel atau Roma?” Rasulullah SAW menjawab,“Kota Heraklius yang akan ditaklukkan lebih dahulu.” Maksudnya adalah kota Konstantinopel.” (HR. Ahmad, 2/176; Al-Dārimi, 1/126; Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 47 / 153 / 2; Ibnu ‘Amar Al-Dānī, Al-Sunan Al-Wāridah fī Al-Fitan, 2/116; Al-Hākim, 3/422 dan 4/508; ‘Abdul Ghanī Al-Maqdisi, Kitāb Al-‘Ilmi, 2 / 30 / 1, dia berkata,”Ini adalah hadits yang hasan isnadnya.” (Syekh Nāshiruddin Al-Albānī, Silsilah Al-Ahādīts Al-Shahīhah, 4/3094).

Syekh Nāshiruddin Al-Albānī kemudian berkata :

وَ قَدْ تَحَقَّقَ الْفَتْحُ الْأَوَّلُ عَلَى يَدِ مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ الْعُثْمَانِيِّ كَمَا هُوَ مَعْرُوفٌ ، وَ ذَلِكَ بَعْدَ أَكْثَرَ مِنْ ثَمَانِمِائَةِ سَنَةٍ مِنْ إِخْبَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْفَتْحِ ، وَ سَيَتَحَقَّقُ الْفَتْحُ الثَّانِي بِإِذْنِ اللَّهِ تَعَالَى وَ لَابُدَّ، وَ لَتَعْلَمَنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ

“Sungguh Penaklukan Pertama (Konstantinopel) telah terwujud di tangan Muhammad Al-Fatih Al-’Utsmani sebagaimana sudah diketahui. Dan ini terjadi setelah 800 tahun lebih sejak berita yang disampaikan oleh Rasulullah SAW mengenai penaklukan kota itu. Dan akan terwujud pula Penaklukan Kedua (Konstantinopel), dengan seizin Allah, dan tidak boleh tidak (ini akan terjadi). Sungguh, kamu akan mengetahui (kebenaran) beritanya setelah beberapa waktu lagi.” (Syekh Nāshiruddin Al-Albānī, Silsilah Al-Ahādīts Al-Shahīhah, 4/3094).

Syekh Nāshiruddin Al-Albānī selanjutnya menegaskan, bahwa Penaklukan Kedua kota Konstantinopel itu, yang sekarang bernama Istanbul (Turki), akan didahului oleh satu peristiwa besar yang terjadi lebih dulu sebelum penaklukan kedua tersebut, yaitu kembalinya Khilafah Rasyidah di tengah-tengah umat Islam, sebagaimana kabar gembira yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Syekh Nāshiruddin Al-Albānī berkata :

وَلَا شَكَّ أَيْضًا أَنَّ تَحْقِيقَ الْفَتْحِ الثَّانِي يَسْتَدْعِي أَنْ تَعُودَ الْخِلَافَةُ الرَّاشِدَةُ إِلَى الْأُمَّةِ الْمُسْلِمَةِ ، وَهَذَا مِمَّا يُبَشِّرُنَا بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ فِي الْحَدِيثِ : ” تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللَّهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُونْ مَا شَاءَ اَللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُونَ مُلكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيًّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، ثُمَّ سَكَتَ

“Tidak ada keraguan juga bahwa untuk mewujudkan Penaklukan Kedua ini diperlukan kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Islam. Inilah kabar gembira yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada kita, ketika Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits,” Kenabian (Al-Nubuwwah) akan ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendakinya, maka Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Khilāfah ‘Alā Minhāj Al-Nubuwwah (Khilafah dengan metode kenabian), maka akan terjadi apa yang dikehendaki Allah, kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada kekuasaan yang menggigit (Mulkan ‘Ādhan), dan akan terjadi apa yang dikehendaki Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator (Mulkan Jabriyyan), maka akan terjadi apa yang dikehendaki Allah, kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Lalu akan ada Khilāfah ‘Alā Minhāj Al-Nubuwwah (Khilafah dengan metode kenabian), lalu Rasullah SAW diam.” (HR. Ahmad, Al-Musnad, no. 18.406; Al-Bazzar, Al-Musnad, no. 2796; Al-Baihaqi, Dalā`il Al-Nubuwwah, 6/491; hadits hasan). (Lihat : Syekh Nashiruddin Al-Albani, Silsilah Al-Ahādīts Al-Shahīhah, 4/3094).

Kesimpulannya, kota Konstantinopel akan ditaklukkan dua kali. Penaklukan Pertama telah terwujud pada tahun 1453 M yang lalu, oleh Muhammad Al-Fatih. Alhamdulillāh. Namun Penaklukan Kedua, belum pernah terjadi hingga saat ini. Dan penaklukan kedua untuk Konstantinopel ini akan terjadi sekali lagi di masa depan, in syā’a Allāh setelah kota Konstantinopel (Istanbul) kembali jatuh di bawah sistem sekuler yang kufur sejak tahun 1924, ketika sistem Khilafah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW diubah paksa menjadi sistem sekuler ala Peradaban Barat yang kafir, oleh Musthofa Kamal yang murtad. Dan penaklukan yang kedua Konstantinopel di masa depan ini tidak akan terjadi, kecuali didahului oleh peristiwa agung tegaknya kembali Khilāfah ‘Alā Minhāj Al-Nubuwwah. Wallāhu a’lam.

Jakarta, 2 Februari 2025
Muhammad Shiddiq Al-Jawi