Home Aqidah BAGI MUSLIM YANG ADA DI INDONESIA, APAKAH MULAI PUASA ARAFAHNYA MENUNGGU JAMAAH...

BAGI MUSLIM YANG ADA DI INDONESIA, APAKAH MULAI PUASA ARAFAHNYA MENUNGGU JAMAAH HAJI BERWUKUF DULU DI MAKKAH?

111
Oleh : KH.M. Shiddiq Al Jawi | Pakar Fiqih Mu’amalah & Kontemporer

 

Tanya :

Afwan Ustadz, ada orang menyampaikan begini, “Saat zawal Zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah jam 13.00 siang dimana orang orang akan wukuf,  waktu Indonesia timur sudah jam 19.00 malam. Akankah mereka mulai puasa di malam hari?” Mohon pencerahan jawabnya bagaimana. (Marsaid, Wonosobo).

Hanya mau memastikan Ustadz, bahwa bagi negara yang zona waktunya lebih awal dibandingkan Arab Saudi, untuk melaksanakan puasa Arafah tidak perlu menunggu para hujjaj berwukuf di Arafah, tapi cukup melakukan puasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan rukyat penguasa Makkah. Jadi, intinya buat yang tinggal di Australia seandainya 3 kondisi menyatu (waktu, tempat dan aktifitas) maka apakah kita harus menunggu aktifitas wuquf akan berlangsung dulu? Sedangkan muslim di Sydney (Australia) ada 7 jam lebih mendahuluinya, artinya sudah sore/malam. Bagaimana ya? (Abu Ibrahim, Sydney)

Jawab :

Puasa sunnah di hari Arafah, dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah pada waktu Shubuh pada hari itu. Hal ini karena puasa itu baik puasa yang wajib maupun puasa yang sunnah, termasuk puasa di hari Arafah, dimulai saat fajar tiba dan berakhir hingga matahari terbenam. Allah SWT berfirman :

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

“Dan makanlah dan minumlah hingga benang putih fajar terlihat jelas bagimu dari benang hitam, lalu sempurnakan puasa hingga malam tiba.” (QS Al-Baqarah : 187).

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan puasa Arafah yang waktunya tergantung pada waktu wukuf, bukan berarti orang yang berpuasa Arafah memulai puasanya setelah zawāl/tengah hari (sekitar jam 13:00) setelah jamaah haji berwukuf lebih dulu di Arafah, tetapi maknanya adalah dia berpuasa pada hari yang sama dengan hari wukufnya jamaah haji di Arafah namun dia memulai puasanya saat waktu Shubuh, beberapa jam sebelum jamaah haji berwukuf di Arafah.

Sebagai contoh, puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah pada tahun 1445 Hijriyah ini, akan jatuh pada hari Sabtu 15 Juni 2024. Maka kaum muslimin di Indonesia, atau di Australia, atau di negeri-negeri lainnya, memulai puasa Arafahnya pada hari yang sama dengan hari wukuf di Arafah, yaitu hari Sabtu tanggal 15 Juni 2024, dan mereka memulai puasanya pada saat Shubuh pada hari Sabtu itu (15 Juni 2024), meskipun jamaah haji di Arab Saudi pada detik yang sama belum wukuf dan bahkan belum sholat Shubuh, karena mereka tertinggal 4 jam dibanding waktu Indonesia bagian barat (WIB). Jadi pada saat muslim di Jakarta sholat Shubuh pada hari Sabtu 15 Juni 2024 pada pukul 04:39 WIB dan memulai puasa Arafahnya, maka di Arab Saudi masih pukul 00:39 WAS (Waktu Arab Saudi). Jamaah haji di sana jelas belum sholat Shubuh atau berwukuf, dan mungkin masih tidur lelap atau ngopi-ngopi.

Namun demikian, tidak masalah kita di Indonesia mendahului Arab Saudi dalam puasa Arafah dari segi jam-nya, asalkan kita tidak menyelisihi Arab Saudi dari segi hari-nya, yakni sama-sama berpuasa Arafah pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2024. Yang tidak boleh adalah kita berpuasa Arafah pada hari Jumat 14 Juni 2024, yakni satu hari lebih cepat dari jadwal wukuf Arab Saudi, atau berpuasa Arafah pada hari Ahad 16 Juni 2024, yakni satu hari lebih lambat dari jadwal wukuf Arab Saudi.

Hal ini dikarenakan kita berpuasa itu berpatokan dengan gerakan matahari, yakni bermula pada waktu fajar (Shubuh) dan berakhir saat matahari terbenam, sesuai QS Al-Baqarah : 187. Jadi walaupun kita di Indonesia memulai puasa Arafah lebih dulu dari segi jam dari Arab Saudi, namun dari segi hari, harinya masih sama, yaitu hari Sabtu 15 Juni 2024.

Wallāhu a’lam.

Yogyakarta, 11 Juni 2024
Muhammad Shiddiq Al-Jawi