Home Fiqih Fiqih ibadah TATACARA BERDOA KETIKA SUJUD, APAKAH DIAWALI DENGAN HAMDALAH DAN SHOLAWAT?

TATACARA BERDOA KETIKA SUJUD, APAKAH DIAWALI DENGAN HAMDALAH DAN SHOLAWAT?

11

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi

 

Tanya :

Assalamu alaikum Ustadz. Maaf mengganggu Ustadz. Saya mau bertanya kita berdoa ketika sujud atau sebelum salam, apakah memuji Alloh dan sholawat terlebih dahulu? Syukron ustadz. Wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokaatuh. (Siti Mas’udhah, Lumajang).

 

Jawab :

Wa ‘alaikumus salam wr .wb.

 

Salah satu adab dalam berdoa adalah memulai doa dengan memuji Allah (yaitu mengucapkan hamdalah) dan bershalawat kepada Nabi SAW, kemudian baru berdoa dengan doa apa saja yang kita kehendaki, baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat. Adab ini berlaku umum, baik dalam shalat maupun di luar sholat. Dengan demikian, pada saat kita shalat dan tengah melakukan sujud, lalu kita berdoa kepada Allah, kita juga dianjurkan mengamalkan adab ini, yaitu memulai doa dengan memuji Allah (yaitu mengucapkan hamdalah) dan bershalawat kepada Nabi SAW. (Imam Nawawi, Al-Adzkār, hlm. 688; Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani, Majmū’ Al-Adzkār, hlm. 555).

 

Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkār, telah menjelaskan adab-adab berdoa tersebut dengan mengutip pendapat Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyā’ ‘Ulūmiddīn sebagai berikut :

قاَلَ اْلإِماَمُ النَّوَوِيُّ : وَقاَلَ اْلإِماَمُ الْغَزاَلِيُّ فِي اْلإِحْياَءِ آداَبُ الدُّعاَءِ عَشْرَةٌ…اَلتاَّسِعُ : أَنْ يَفْتَتِحَ الدُّعاَءَ بِذِكْرِ اللهِ تَعاَلىَ. قُلْتُ : وَبِالصَّلاَةِ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْحَمْدِ للهِ تَعاَلىَ وَالثَّناَءِ عَلَيْهِ، وَيَخْتِمَهُ بِذَلِكَ كُلِّهِ أَيْضاً

Imam Nawawi berkata,”Imam Al-Ghazali berkata dalam kitabnya Ihyā’ ‘Ulūmiddīn bahwa adab-adab berdoa itu ada sepuluh…Adab kesembilan, orang yang berdoa memulai doa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala (mengucapkan hamdalah). Saya (Imam Nawawi) berkata,’(Juga) dengan bersholawat kepada Rasulullah SAW, setelah mengucapkan hamdalah dan pujian kepada Allah Ta’ala itu, dan orang yang berdoa itu juga menutup doanya dengan itu semua (hamdalah dan sholawat).” (Imam Nawawi, Al-Adzkār, Riyadh : Dar Ibn Khuzaimah, Cetakan I, 1422 H/2001 M; hlm. 690).

Penjelasan dari Imam Nawawi di atas menunjukkan bahwa salah satu adab dalam berdoa, adalah diawali dan diakhiri dengan hamdalah dan sholawat, dan ini berlaku umum, baik untuk doa yang kita panjatkan dalam sholat (saat bersujud) maupun di luar sholat, misalnya saat kita berdoa setelah sholat.

Sebagaimana sudah diketahui, bahwa kita disunnahkan memperbanyak doa pada saat kita bersujud kepada Allah ketika kita sholat, berdasarkan sabda Nabi SAW :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Sedekat-dekatnya kondisi antara hamba dengan Robbnya, adalah tatkala dia sedang bersujud, maka hendaklah kamu memperbanyak doa (pada saat kamu sujud itu).” (HR. Muslim, no. 482)

 

Juga berdasarkan sabda Nabi SAW :

أَلاَ وَإِنِّيْ نُهِيْتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ راَكِعًا أَوْ ساَجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوا فِيْهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

“Perhatikanlah, sesungguhnya aku telah dilarang membaca Al-Qur`an ketika aku ruku’ atau sujud. Adapun ruku’ maka agungkanlah Allah Azza Wa Jalla saat ruku’ itu, dan adapun sujud maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam berdoa, karena lebih patut doa akan diijabah bagi kalian (pada saat sujud itu).” (HR. Muslim, no. 479).

 

Nah, pada saat kita berdoa dalam sujud kita itu, apakah juga disyariatkan hamdalah dan sholawat? Jawabannya, iya, dengan dalil hadits Nabi SAW yang shahih berikut ini :

عَنْ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ: سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَّلَ هَذَا ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ

Dari Fadhalah bin ‘Ubaid RA, bahwa dia berkata,”Nabi SAW telah mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya dan tidak mengucapkan shalawat kepada Nabi SAW, kemudian Nabi SAW bersabda,”Orang ini telah tergesa-gesa.” Kemudian Nabi SAW memanggilnya dan beliau lalu berkata kepadanya atau kepada orang lain,”Apabila salah seorang di antara kalian berdoa, maka hendaknya dia memulai dengan memuji Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, kemudian berdoa setelah itu dengan doa yang dia kehendaki.” (HR. Tirmidzi, no. 3399; Abu Dawud, no. 1481; dinilai sebagai hadits shahih oleh Syekh Nashiruddin Al-Albani dalam Shahīh Tirmidzī, no. 2767; dan Shahīh Abu Dāwud, no. 1314. Lihat Syekh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani, Majmū’ Al-Adzkār, Riyadh : Mu`assah Al-Juraisi, Cetakan I, 1439 H/2018 M, hlm. 555).

 

Hadits di atas menunjukkan bahwa adab berdoa mengucapkan hamdalah dan sholawat, ternyata juga berlaku pada saat kita berdoa saat kita sujud, sesuai lafadz hadits yang jelas (sharīh) dari periwayat hadits Fadhalah bin ‘Ubaid RA di atas :

سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ

“Bahwa Nabi SAW telah mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya.”

 

Kesimpulannya, pada saat kita shalat dan tengah melakukan sujud, lalu kita berdoa kepada Allah, kita juga dianjurkan mengamalkan adab berdoa yakni memulai doa dengan memuji Allah (yaitu mengucapkan hamdalah) dan bershalawat kepada Nabi SAW. Wallāhu a’lam.

 

Yogyakarta, 10 September 2024

Muhammad Shiddiq Al-Jawi