Home Aqidah KEBAKARAN HEBAT DI LOS ANGELES AMERIKA : PERSPEKTIF AQIDAH ISLAM

KEBAKARAN HEBAT DI LOS ANGELES AMERIKA : PERSPEKTIF AQIDAH ISLAM

4

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi

 

Pada hari Selasa tanggal 7 Januari 2025, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, menyampaikan ancaman kepada Hammas jika tidak segera membebaskan orang-orang Israel  yang menjadi tawanan mereka. Ancaman itu disampaikan Donald Trump ketika dia berpidato di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, AS, 7 Januari 2025. Donald Trump berkata, “It will not be good for Hamas and it will not be good, frankly, for anyone. All hell will break out. I don’t have to say anymore, but that’s what it is.” (https://edition.cnn.com/2025/01/07/politics/trump-warning-gaza-hostages-negotiations-inauguration/index.html)

Ucapan itu dalam Bahasa Indonesia berarti :

Ini tidak akan baik untuk Hamas dan terus terang, ini tidak akan baik juga, untuk siapa pun. Semua neraka akan pecah. Saya tidak perlu mengatakan apa-apa lagi, tapi begitulah adanya.”

Dalam Bahasa Arab, ucapan Trump diterjemahkan oleh Google Translate begini :

لن يكون هذا جيدا لحماس ولن يكون جيدا، بصراحة، لأي شخص. سوف تندلع الجحيم . لا داعي لقول المزيد، لكن هذا هو الواقع

Ucapan Trump itu khususnya kalimat “All hell will break out” diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab menjadi : سوف تندلع الجحيم (sawfa tandali’u al-jahīm) yang artinya,”Neraka (jahīm) akan pecah (menyebar/membesar).”

Kyai Ahmad Warsun Munawwir, dalam bukunya Kamus Al-Munawwir, hlm. 417, menerjemahkan kata indala’a, menjadi “membesar”.

 

Yang menarik, ketika ucapan Trump itu saya terjemahkan lewat Google Translate ke dalam Bahasa Indonesia, khususnya kalimat “All hell will break out”, oleh Google diterjemahkan menjadi “Semua kekacauan akan terjadi.” Tapi ketika ucapan Trump itu saya terjemahkan lewat Google Translate ke dalam Bahasa Arab, nampaknya terjemahannya lebih akurat dan jujur, sementara terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia, terkesan sudah mengalami editing atau penghalusan bahasa (eufimisme). (Batin saya berkata,”Damn you Google.”).

Maka dari itu, terjemahan Bahasa Indonesia oleh Google Translate itu saya edit sendiri, yang semula “Semua kekacauan akan terjadi” kemudian menjadi Semua neraka akan pecah,” demi menjaga otentisitas redaksi dan presisi makna dari kalimat yang diucapkan oleh Donald Trump.

Jadi memang benar, bahwa Donald Trump betul-betul mengunakan kosakata “neraka” (hell) sebagai ancaman untuk muslim di Gaza, seperti omongan dia dengan mulutnya itu. Trump akan membuat neraka, yang berupa api, bukan sekedar kekacauan, di Gaza, jika Hammas tidak segera membebaskan sejumlah orang Israel yang menjadi tawanan Hammas.

Ucapan Trump ini, bahwa dia akan membuat neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan penuh dengan kesombongan, karena neraka itu hakikatnya adalah milik Allah SWT saja. Dan bahkan manusia dilarang menggunakan api untuk membunuh sesama manusia. ‘Ikrimah RA, bekas budak (mawlā)  Ibnu ‘Abbas RA, meriwayatkan bahwa Khalifah Ali bin Abi Thalib RA telah menjatuhkan hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup kepada kaum zindīq (kaum yang secara lahiriah menunjukkan keislaman, tetapi sebenarnya mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya karena menyembah berhala secara diam-diam). Berita ini akhirnya sampai kepada Ibnu ‘Abbas RA, maka berkatalah beliau mengkritik Khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan berkata,”Kalau aku, niscaya tidak akan membakar mereka karena Nabi SAW telah bersabda :

لَا تُعَذِّبُوْا بِعَذَابِ اللَّهِ

”Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api),” dan niscaya aku (Ibnu ‘Abbas) akan membunuh mereka karena sabda Nabi SAW :

مَن بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ

“Barangsiapa mengganti agamanya (keluar dari agama Islam), maka bunuhlah dia.” (HR. Al-Bukhari, no. 3017).

Dalam perang pun, Islam mengajarkan tidak boleh membunuh musuh dengan cara membakar mereka hidup-hidup, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Qudamah :

قال الإمام ابن قدامة : أما العدو إذا قدر عليه فلا يجوز تحريقه بالنار بغير خلاف نعلمه

Imam Ibnu Qudamah berkata,”Adapun musuh (kafir) jika dia dapat dibunuh (tanpa membakar), maka tidak boleh membakar musuh itu dengan api, tidak ada perbedaan pendapat (dalam hal ini) sejauh pengetahuan kami.” (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 9/286).

Jadi, Islam tidak membolehkan membunuh musuh yang kafir dengan api, kecuali dalam dua keadaan. Pertama, kecuali tidak ada jalan lain yang mampu dilaksanakan tentara muslim kecuali dengan cara membakar, sebagaimana ungkapan Imam Ibnu Qudamah tersebut di atas. Kedua, jika musuh kafir terlebih dulu sudah membakar tentara atau orang sipil dari umat Islam, maka boleh tentara muslim membalas membakar musuh kafir, sebagai tindak balas setimpal (al-mu’amalah bi al-mitsli) yang telah diiizinkan oleh Allah SWT :

فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْۖ

“Oleh sebab itu, siapa saja yang menyerang kamu, seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah : 194). (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah, 2/193-194).

Walhasil, ucapan Trump akan menciptakan neraka di Gaza, sungguh berlebihan dan oleh sebab itu, pantaslah kemudian jika Allah SWT membalas ucapan jahat itu dengan menimpakan azab yang dahsyat dan sangat mengerikan berupa api membara kepada rakyat Donald Trump, khususnya di daerah Los Angeles, di negara bagian California, Amerika Serikat.

Karena itulah, saya pribadi sepakat dengan pernyataan seorang ulama Al-Azhar, yakni Syekh Dr. Kamal Barbari, semoga Allah menjaganya (hafizhahullah), yang mengomentari kebakaran hebat nan dahsyat di Los Angeles Amerika Serikat itu, dengan mengatakan :

  أن الله سبحانه وتعالي أراد ان يعلم الجميع أن الأمور بيده ولا يجوز لأحد ان يقول سأجعل منطقة كذا جحيم، فالله سبحانه وتعالى هو الذي خلق الجنة والنار بيده الأمر كله، وكان رد الله بهذه الحرائق التي اشتعلت ولن يستطع أحد من البشر أن يطفئها ليعرف الجميع أن الله غالب علي أمره، وأن الله حول مناطق أمريكية الي جحيم وعجز البشر عن إطفاء الحرائق ليريهم الله بعض الذي عمله لعلهم يرجعون.

“Sesungguhnya Allah SWT ingin agar semua orang tahu bahwa segala sesuatu itu ada di tangan-Nya, dan bahwa tidak boleh seorang pun berkata, “Aku akan membuat daerah ini dan itu menjadi neraka.” Jadi Allah SWT sajalah yang telah menciptakan surga dan neraka, dan di tangan-Nya saja segala sesuatunya. Allah SWT telah menjawab (ucapan itu) dengan api yang menyala-nyala dan tidak ada seorang manusia yang mampu memadamkannya, agar semua orang tahu bahwa Allah sajalah yang memegang kendali atas urusan-Nya. Dan Allah sungguh telah mengubah sejumlah wilayah di Amerika Serikat menjadi neraka dan manusia tidak mampu memadamkan apinya, dengan tujuan bahwa Tuhan ingin menunjukkan kepada mereka sebagian dari apa yang telah Allah lakukan agar mereka dapat kembali (ke jalan yang benar).” (https://www.almasryalyoum.com/news/details/3350274).

Ya Allah, sungguh kami beriman dengan firman-Mu :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan (dosa dan maksiat) manusia. (Melalui hal itu) Allah bermaksud agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Al-Rūm : 41). Wallahu a’lam.

 

 

Yogyakarta, 13 Januari 2025

 Muhammad Shiddiq Al-Jawi