Home Soal Jawab Fiqih BOLEHKAH WANITA YANG SEDANG BERIDDAH IKUT SHOLAT IED

BOLEHKAH WANITA YANG SEDANG BERIDDAH IKUT SHOLAT IED

8
Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi | Pakar Fiqih Kontemporer

 

Tanya :

Apakah wanita yang sedang beriddah boleh ikut sholat Ied? (Hamba Allah, Bandung).

Jawab :

Tidak boleh wanita yang sedang beriddah untuk ikut sholat Ied, karena terdapat hadits yang melarang wanita yang sedang beriddah untuk keluar rumah, kecuali karena ada hajat (keperluan) yang dibenarkan syariah, atau karena ada kondisi darurat. Sedangkan keluar rumah untuk sholat Ied, tidak termasuk hajat atau darurat tersebut.

Rasulullah SAW telah memerintahkan Furai’ah binti Malik bin Sinan RA, yang suaminya telah wafat, untuk berdiam di rumah selama masa iddahnya (4 bulan sepuluh hari) sesuai QS Al Baqarah: 234. Sabda Rasulullah SAW :

امْكُثِي فِي بَيْتِكِ الَّذِي جَاءَ فِيهِ نَعْيُ زَوْجِكِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ

“Berdiamlah kamu di rumah kamu, tempat wafatnya suamimu, hingga berakhirnya masa iddahmu.” (HR. Ibnu Majah, no. 2031).

Berdasarkan hadits tersebut, tidak boleh wanita yang sedang menjalani masa iddah untuk keluar rumah, kecuali karena hajat atau darurat. Dan sholat Ied, tidak termasuk ke dalam hajat atau darurat tersebut.

Sebagaimana diketahui, Rasulullah SAW telah mendorong kaum muslimat untuk menghadiri sholat Ied, walaupun mereka itu wanita yang sedang haid, bukan untuk sholat namun untuk mempersaksikan kebaikan dan demi syiar Islam.

Hal ini berdasarkan hadits Ummu Athiyah RA sbb :

عن أم عطية الأنصارية -رضي الله عنها- قالت: أمرنا -وفي رواية- أمرنا، تعني رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: أن نخرج في العيدين العواتق وذوات الخدور، وأمر الحيض أن تعتزل مصلى المسلمين.

Dari Ummu Athiyah Al-Anshariyyah RA, dia berkata,”Rasulullah SAW telah memerintahkan kami (para wanita) untuk keluar (rumah) dalam sholat Iedul Fitri/Adha, yakni para wanita baligh dan para perawan. Beliau juga memerintahkan agar wanita haid dipisahkan dari tempat shalat kaum muslimin.” (HR. Bukhari, 1/93; Muslim, no. 890).

Imam Syaukani memberi syarah (penjelasan) terhadap hadits di atas dengan berkata :

والحديث وما في معناه من الأحاديث قاضيةٌ بمشروعية خروج النساء في العيدين إلى المصلى ، من غير فرق بين البكر والثيب ، والشابة والعجوز ، والحائض وغيرها ، ما لم تكن معتدة … ” انتهى من ” نيل الأوطار ” (3/343) .

“Hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna, telah menetapkan pensyariatan keluarnya para wanita pada sholat Iedul Fitri/Adha untuk menuju tempat sholat Ied, tanpa perbedaan antara wanita yang perawan dengan janda, antara wanita muda dengan wanita tua, antara wanita yang haid dengan yang tidak haid, selama wanita itu tidak sedang menjalani masa iddah.” Selesai kutipan. (Imam Syaukani, Nailul Awthar, 3/343).

Berdasarkan penjelasan Imam Syaukani di atas, jelaslah bahwa meskipun ada anjuran bagi para wanita untuk keluar rumah saat Iedul Fitri/Adha, akan tetapi wanita yang sedang menjalani masa iddahnya, tetap tidak diperbolehkan untuk keluar rumah, karena ada larangan khusus bagi mereka untuk keluar rumah, selama masa iddahnya.

Wallahu a’lam.

Yogyakarta, 6 Juni 2025
Muhammad Shiddiq Al-Jawi

Referensi :
www.islamqa.com/ar/answers/192663
www.islamweb.net/amp/ar/fatwa/2247